Bebas 16T
--
Bingung kenapa analoginya sepatu dan kumbang, kenapa tidak sepatu dan kaki.... Oooh .... mungkin kalau sepatu dan kaki, kakinya yang rorombeheun dan bau lagi jadi kurang pas....kalau kumbang kan bisa pindah ke lain hati....ups' maaf ke lain bunga.
Mirza Mirwan
Nah, manteman sekarang tahu, 'kan, kalau di edisi awal-awal CHD dulu judulnya bukan hanya dua kata? Lihat skrinsyut judul CHD edisi pertama itu: Lebih Menyiksa dari Sakit Jantung (5 kata). Hari berikutnya juga 5 kata: Merelakan Ditinggal Anak, Cucu, Menantu. Edisi ke-3 malah 6 kata: Rakus Lentil dan Kurma Mentah Beku. Selanjutnya, lihat sendiri di arsip CHD. Saya malah lupa sejak kapan Pak DI istikamah membuat judul dengan dua kata. Bahkan juga lupa sejak kapan saya ikut nimbrung berkomentar. Yang saya ingat, waktu itu saya meluruskan komentar entah siapa, lupa. Lalu keterusan. Meski tidak rutin tiap hari. Mongomong soal judul, kalau saja CHD tanpa judul kalian tetap membacanya juga, 'kan? "Catatan Pinggir"-nya Pak GM di Tempo dulu, saya ingat benar, di awal-awal juga tanpa judul. Kalau tidak percaya, silakan tanya ke Pak GM. Begitu diberi judul, lebih sering hanya dengan satu kata. Namanya juga catatan, suka-suka yang membuat catatan.
bagus aryo sutikno
Bang Mirza, Boss Dahlan menjuduli artikelnya dengan dua kata dilakukan sejak Ultramen membangun pabrik Ultraflu.
Agus Suryono
#pak MM Yang SATU itupun tetap baca. Karena levelnya sudah KECANDUAN. Kecanduan baca. Kecanduan komen. Kecanduan ngeyel. He he.. #guyon ben awet tuwo..
Sutikno tata
Gak enak! gak bakalan se-asyik ini!, rubik baru itu pikiran orang besar yang suka ekspansi besar, lebih asyik tetap jadi satu kolam, mau ikan mas ada mau cucut juga ada.. tes aja pindahin satu tulisan di OPINI ke CATATAN HARIAN DAHLAN tambahin pengantar satu paragraf tulisan abah diatas , cek jumlah pembaca, share dan komentar.. mesti beda jauh.. Apalagi kalau sampai pemilihan moderator pakai vote, halah PSSIway jadinya..
bagus aryo sutikno
Sumber: