Yourway Myway

Yourway Myway

--

Tapi begitu sering kelucuan di komentar itu yang melonggarkan saraf-saraf tegang saya.

 

Mungkin karena itu wajah saya gagal berkerut. Dan rambut saya gagal memutih semua. 

 

Tentu banyak juga tulisan yang isinya lebih bagus dari isi tulisan saya sendiri. Yang gaya bahasanya juga punya ciri khas tersendiri.

 

Sampai-sampai saya sering terpikir: selamat akan saya coba Disway terbit tanpa tulisan saya. Atau hanya berisi judul saja, tanpa isi.

 

Pasti tidak ada yang terasa hilang. Toh banyak pembaca yang memulai membaca Disway justru dari komentarnya dulu.

 

Ini penghinaan yang jujur sebenarnya. Tapi kalau faktanya begitu maka saya tidak bisa mengenakan pasal penghinaan.

 

Penghinaan yang benar adalah kebenaran. Maka pasal yang harus dikenakan bukanlah pasal penghinaan tapi pasal introspeksi.

 

Dari pertemuan "Perusuh" Disway di Agrinex, Banten Selatan, tutup tahun lalu saya pun sadar: level pembaca Disway ternyata begitu tingginya.

Sumber: