Barang Enak
--
Mbah Mars
Saya penasaran dengan kata assamiriyyun yang kata Pak DI ada dalam Al-Qur`an. Setelah saya cari-cari di Maktabah Syamilah, ketemunya kata "Samiriy" pada Surat Thoha ayat 95. "Qaala fama khatbuka ya Samiriy ?" (Musa berkata, "Apakah yang mendorongmu berbuat demikian wahai Samiriy ?). Kata Samiriy di sini menunjuk pada sosok individu (orang) yang kebetulan melakukan perbuatan negatif. Nama orang itu adalah Musa bin Zafar dari suku Samirah, pengikut Nabi Musa yang belakangan menjadi sesat karena menyembah sapi.
Mirza Mirwan
Selalu, setiap kali terjadi penembakan massal di AS, gubernur negara bagian TKP hingga presiden selalu mengecam, mengutuk, --condemn, decry -- atau yang semacam itu. Hanya itu. Tetapi Gavin Newsom, Gubernur California, tidak hanya sekadar mengutuk atau mengecam. Ketika Selasa kemarin mengunjungi Half Moon Bay, di mana sehari sebelumnya terjadi penembakan di dua tempat yang menewaskan 7 orang dan seorang cedera -- saya menuliskan kejadiannya Minggu (22/1), yang benar Senin (23/1) -- Gavin Newsom terkesan sangat emosional ketika berkata, seperti bertanya: "Apa yang salah dengan kita, hingga kita membiarkan senjata (untuk keperluan) perang dan magasin berkapasitas besar (sampai bisa) keluar di jalanan dan trotoar? Mengapa kita biarkan budaya ini, pola ini, terus berlanjut?" Newsom seperti mengritik para anggota Kongres yang tak pernah berinisiatif untuk melakukan amandemen terhadap amandemen ke-2 Konstitusi AS yang memberi kebebasan kepemilikan senjata api. Padahal amandemen ke-2 itu sudah berumur 231 tahun. Dan nyawa yang direnggut akibat kebebasan kepemilikan senjata api itu sudah tak terhitung jumlahnya. Dan Newsom kemudian menutup kata-katanya dengan kalimat: "Only in America do we see this kind of carnage" -- Hanya di Amerika kita melihat pembantaian semacam ini. Ada nuansa marah sekaligus putus asa dalam kalimat terakhir sang gubernur. Maklum, dalam seminggu terjadi tiga kali penembakan massal di wilayahnya. Dan politisi di Kongres mengidap amnesia.
Co Ba
Saya lama tak komen. Tapi saya selalu baca tulisan Abah kok, walo kadang bacanya dirapel. Buat tulisan kali ini, saya ga bisa nahan hasrat buat komen: oh jadi begitu definisi-visual "ganteng" bagi Abah (sambil scroll lagi ke atas buat lihat foto yg dishare Abah), hmm beda sih ama definisi-visual ganteng menurut saya. Kalo lihat foto di atas sih, menurut saya, ngga ganteng, estede aja. Udah, cuma pengen komen itu aja. Log out lagi ah.
Ardi Suhamto
Kisah orang Samaria itu sedikit berbeda (maaf koreksi Bah, sepertinya penjelasan nya salah) Seorang dari Yerusalem ke Yerikho (kemungkinan besar org Yahudi) terluka parah. Orang pertama yg lewat Imam (pastur kalau jaman skrg, orang Yahudi jg), tapi ga menolong (kemungkinan besar karna mereka terikat dgn hukum2 Taurat / takut kalau yg terluka itu sdh meninggal, dalam artian takut jadi najis) Orang kedua yang lewat itu Lewi (Rohaniwan pengertian jaman skrg, orang Yahudi juga), juga ga mau bantu (sama alasan nya dgn yg no 1) Orang ketiga (Samaria), yang justru mau bantu. Padahal orang Yahudi dan orang Samaria ga mau bergaul satu-sama-lain karna alasan historis. Justru sometimes orang-orang asinglah yang mau membantu, orang2 sendiri ga mau bantu
Handoko Luwanto
Rajin bukan berarti ga pernah malas, tapi mampu mengelola kesulitan saat datang rasa malas. Semangat bukan berarti ga pernah patah hati, tapi mampu mengelola kesulitan saat patah hati. Pengingat bukan berarti ga pernah lupa, tapi mampu mengelola kesulitan saat suka lupa. Bersabar bukan berarti ga pernah marah, tapi mampu mengelola kesulitan saat marah. Mencintai bukan berarti ga pernah membenci, tapi mampu mengelola kesulitan saat timbul rasa benci. Pemenang bukan berarti ga pernah kalah, tapi mampu mengelola kesulitan saat kalah. Sukses bukan berarti ga pernah gagal, tapi mampu mengelola kesulitan saat gagal. .... Sudah ketemu pola penulisannya, kan? Mudah ditulis tapi susah sekali dijalankan.
Sumber: