Nunut Besar

Nunut Besar

--

Menjawab pertanyaan anda. dokter spesialis yg biasa menangani saya, berada untuk pemeriksaan pasien rawat jalan tidak lebih dari 3 -4 jam. jadi pasien hari itu harus datang sepagi mungkin, (dan sudah dibuat jadwal sebulan yg lalu). jadi jika datang terlambat dan dokter sudah selesai pemeriksaan itu adalah resiko pasien. pernah saat dokter belum ada satu jam memeriksa pasien rawat jalan, ternyata ada operasi mendadak dan dokter harus pergi meninggalkan psien2 itu. jadi fleksibel saja. bahkan dokter yg menangani saya, bekerja juga di 2 rumah sakit, totalnya ia bekerja di 3 rumah sakit. kalau pemeriksaan psien rawat jalan saja harus 7 jam. saya rasa tidak mungkin seorang dokter mau bekerja di 3 rumah sakit yg berbeda.

 

Rihlatul Ulfa

Pengalaman saya di poli penyakit dalam saat kontrol. semua penyakit ada bagian spesialisai dokternya. walaupun penyakit dalam semua, ada bagian2nya. dan dokter yg memeriksa akan berbeda2. contoh soal, saat tanggal 12 januari kemarin, saya harus kontrol ke poli penyakit dalam di rsup fatmawati, karena saya berada pada gangguan hormon, maka saya akan diperiksa dengan dokter spesilisasi sp.PD-KEMD. padahal pasien sudah ratusan, dan saya barada diurut nomor antrian awal ke 27. lalu karena dokter saya pada hari itu datang lebih awal. saya menjadi pasien kedua yg diperiksa oleh beliau. artinya puluhan orang lainnya berada di spesifikasi dokter spesialis lain. 1 poli itu pasti adad beberapa dokter. jadi saya rasa, tidak masuk akal saat anda harus sampai menunggu 7 jam.

 

Jimmy Marta

Untuk satu dokter, 80 pasien memang terlalu banyak. Bgmn dokternya bisa mikir dan menganalisa keluhan dan penyakit pasien. Diagnosa dikhawatirkan lemah bin dangkal... RS swasta di tempat saya, yg melayani bpjs juga, satu klinik spesialis hanya menerima 20 antrian. Ndaftar nya sehari sebelumnya. Tapi jgn terlalu khawatir. Di Puskesmas yg agak dekat, nmr antrian 69 bukan berarti sejumlah itu pasiennya. Setelah nomor 6 bisa langsung ke 9. Yah, nmr antrian manual yg gk diganti-ganti...

 

Fiona Handoko

tadi antar ibu ke rs, kontrol ke dokter jantung pakai bpjs. walah, dapat no antrian 80. dokternya hanya 1. berarti kalau 1 pasien 5 menit. ibu harus antri hampir 7 jam. dipikir lagi, kalau dokter praktek di poli 7 jam, lalu kapan bisa visit pasien opname? kapan bisa menangani operasi? kapan bisa nyelani kasus urgent di ugd? 

 

Saifudin Rohmaqèŕqqqààt

Dulu istri ada gangguan nafas. Kalau tidur bantal harus tinggi. Biar nafas lancar. Kata dokter, mungkin ada sumbatan. Akhirnya diputuskan untuk ikut olahraga pernafasan. Alhamdulillah, sembuh. Tapi ada efek positifnya. Badannya jadi kencang. Sehingga aliran darah lancar. Apa akibatnya? Akibatnya urusan hubungan suami istri tambah kenceng juga. Ampun deh, saya jadi kewalahan. Pengalaman yg bahagia he he he....

 

Jhel_ng

Sumber: