Chui Mie
--
Sementara ini wali kota Singkawang dijabat oleh sekretaris kota.
Salah satu yang membuat Chui Mie bangga adalah ini: Singkawang terpilih sebagai kota paling toleran di Indonesia.
Dia memang menjalin komunikasi dengan semua golongan. Tiap tahun dia memberangkatkan 5 orang marbot masjid ke Makkah: umrah.
Yang hampir saja tidak selesai adalah tiga gerbang utama kota. Gerbang dari arah selatan (arah Pontianak) berciri khas budaya Tionghoa.
Yang membangunnya pemilik Kopi Kapal Api Sudomo Mergonoto. Istrinya memang dari Singkawang. Sudomo membangun lebih megah dari desain aslinya.
Materialnya juga lebih baik agar lebih kuat terhadap empasan angin.
Gerbang dari sisi utara (arah Sambas) berciri khas budaya Melayu. Yang membangunnya Astra International.
Sedang gerbang dari arah timur berciri khas budaya Dayak. Hampir saja tidak selesai. Ada urusan tanah. Yang membangunnya, juragan industri pakaian.
Tiga gerbang itu disebut ''Tidayu'': Tionghoa, Dayak, Melayu. Itulah tiga suku utama terbesar di Kalbar.
Bagaimana dengan Bandara Singkawang?
“Saya lega sekali," jawabnyi. "Tahun 2024 nanti akan diresmikan Bapak Presiden Jokowi," tambah Chui Mie.
Berarti Bandara Singkawang pasti jadi. Terwujud.
Sudah lima wali kota Singkawang yang menjanjikan bandara bagi kota itu. Empat sebelumnya selalu gagal.
Persoalan utamanya ada tanah 40 hektare di tengah lokasi. Tidak bisa dibebaskan. Tanah itu milik swasta. Yang sulit: tanah itu dalam status agunan bank.
Chui Mie cari jalan tembus. Kesulitan itu dia ceritakan dalam sebuah pertemuan dengan para pengusaha di Surabaya. Saat itu Chui Mie baru berstatus wali kota terpilih. Belum dilantik.
Dari forum itu muncullah ide dari seorang pengusaha emas. Salah satu yang terbesar di Surabaya. Merek HWT.
Ia yang akan menebus tanah itu ke bank. Pakai uangnya. Setelah itu pemerintah bisa membebaskannya.
Setelah tanah 150 hektare terbebaskan izin-izin diberikan. Anggaran disetujui. APBN sudah cair Rp 130 miliar.
Masih akan dapat lagi Rp 150 miliar. Lokasinya tidak jauh dari gerbang Kapal Api itu. Masuk ke arah timur. Sekitar 10 km dari jalan utama Pontianak-Singkawang.
"Begitu banyak pemilik tanah yang menghibahkan untuk jalan masuk. Juga untuk jalan logistik hasil pertanian yang harus dipindah," tambahnyi.
Sumber: