Tawa Duka

Tawa Duka

--

 

Saya sendiri tidak begitu paham mengapa kopi sachetan bikin heboh. Saya sampai minta salah seorang perusuh untuk menceritakan asbabun nuzul isu sachetan itu.

 

Salah seorang perusuh Tionghoa berpendidikan marketing di Los Angeles.

 

Ia dapat tawaran kerja di sana, tapi pilih pulang ke Indonesia: untuk membuat program satu juta kacamata untuk anak orang miskin yang memerlukannya.

 

Latar belakangnya mengharukan. Ada anak kecil. Nilai rapornya buruk. Dimarahi terus oleh orang tuanya. Sampai si anak depresi.

 

Belakangan baru diketahui bahwa pandangan anak itu blaur. Ia tidak bisa membaca huruf-huruf yang ditulis guru di papan tulis.

 

Perusuh yang satu lagi lulusan Toronto. Ilmu komputer. Ia memilih terjun ke pertanian organik. Istrinya seorang dokter. Lima tahun lagi pensiun dari BRIN. Sang istri juga ikut terjun ke pertanian organik.

 

Yang sarjana matematika murni tadi, juga terjun ke pertanian: holtikultura. Di Blitar. Mula-mula sewa lahan orang lain. Sekarang sudah punya lahan pertanian sendiri.

 

Sumber: