Dalam Olimpiade Kuno di Yunani, lempar lembing termasuk salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.
BACA JUGA:Menguasai 8 Teknik Badminton Sektor Ganda, Pukulan Khusus untuk Sukses di Lapangan!
BACA JUGA:Suka Main Futsal? Ternyata ini 5 Manfaatnya
Lembing pada masa itu dibuat lebih ringan dibandingkan lembing yang digunakan untuk berburu, agar mudah dilempar dengan jarak yang lebih jauh.
Pada Olimpiade Kuno, lempar lembing juga memiliki teknik khusus, di mana atlet menggunakan tali yang disebut “ankyle” yang diikatkan pada lembing untuk meningkatkan putaran dan jarak lemparan.
Kompetisi ini tidak hanya diikuti oleh atlet, tetapi juga oleh para prajurit sebagai bagian dari latihan mereka, memperlihatkan keterampilan yang penting untuk pertempuran jarak jauh.
Lempar Lembing di Era Modern
Seiring dengan berakhirnya Olimpiade Kuno, popularitas lempar lembing sempat meredup.
Namun, pada akhir abad ke-19, olahraga ini kembali mendapatkan perhatian ketika Olimpiade Modern dihidupkan kembali oleh Baron Pierre de Coubertin pada tahun 1896.
Meski lempar lembing belum menjadi bagian dari Olimpiade saat itu, berbagai ajang olahraga mulai memperkenalkannya sebagai cabang atletik.
Pada tahun 1906, lempar lembing akhirnya masuk dalam Olimpiade di Athena sebagai bagian dari kategori cabang atletik.
Lembing yang digunakan pun mengalami perubahan signifikan, baik dari segi bahan maupun desain.
Jika pada zaman kuno lembing hanya terbuat dari kayu, kini lembing dibuat dari logam atau serat sintetis dengan berat dan ukuran standar yang telah diatur oleh asosiasi atletik internasional.
Evolusi Teknik dan Peraturan Lempar Lembing
Seiring dengan perkembangannya, teknik dan peraturan dalam lempar lembing pun mengalami perubahan dan penyempurnaan.
Atlet modern kini menggunakan teknik khusus yang disebut teknik "berlari-dan-melempar," di mana mereka mengambil ancang-ancang dengan berlari beberapa langkah sebelum melempar lembing dengan kekuatan penuh.