Maraknya Kriminalitas Remaja Buah Sistem Kapitalisme

Senin 14-10-2024,13:10 WIB
Reporter : Hasnani
Editor : Fidiani

Tercatat 2.000 anak berkonflik dengan hokum (ABH) per Agustus 2023. Sejumlah 1.467 anak di antaranya berstatus tahanan dan 526 anak lainnya menjalani hukuman sebagai narapidana. (Dilansir dari Kompas.id,19/9/2024). 

Kriminalitas pemuda marak terjadi dan bentuknya makin mengerikan, mulai dari tauran, Bullying pemerkosaan hingga yang paling para pembunuhan.

Buah Sistem Sekuler

Dengan berbagai maraknya Kriminalitas pemuda merupakan buah penerapan sistem masyarakat dan bernegara yang sekuler liberal kapitalistik. 

Sistem ini tidak memanusiakan manusia sehingga dengan enteng melukai dan menghabisi nyawa manusia.

Tidak ada rasa kasihan pada sesama manusia, ataupun takut terhadap maksiat dan dosa yang ia lakukan.

Sistem sekuler kapitalisme juga telah merusak pemikiran dan budaya masyarakat.

Kekerasan menjadi hal yang membudaya, bahkan paling parah dex bebas dinormalisasikan.

Selain itu Industri kapitalisme yang mengarahkan pada kehidupan konsumerisme dan hedonisme telah memalingkan pemuda muslim dari identitas Islam. 

Industri gaya hidup, hiburan, dan digital yang mengeksploitasi kesenangan seperti film, konser musik, sosmed, fashion dan perayaan seperti hari valentine dan halloween telah membuat pemuda Islam tidak lagi berpikir mendalam dalam aktivitas kehidupannya.

Eksploitasi ini menghantarkan pada proses hegemoni akal dan pikiran. 

Keberadaan akal seharusnya digunakan untuk menemukan jalan keimanan dan mengukuhkannya.

Namun, akal saat ini malah terkooptasi; memikirkan kesenangan kehidupan duniawi semata.

Akibatnya, pemuda muslim makin lemah keimanannya kepada Allah Swt.

Belum lagi Negara dianggap abai terhadap tugasnya membentuk generasi berakhlak mulia.

Negara telah menyia-nyiakan potensi besar pemuda sehingga yang muncul dari mereka bukan sumbangsih, tetapi masalah.

Kategori :