Paparan asap rokok secara pasif atau dikenal sebagai asap rokok kedua tangan dapat meningkatkan risiko anak-anak terkena infeksi saluran pernapasan, asma, dan bahkan kematian bayi mendadak (SIDS).
Sementara itu, perokok wanita hamil berisiko mengalami komplikasi kehamilan, kelahiran prematur, atau bayi dengan berat badan rendah.
7. Ketergantungan dan Kesulitan Berhenti
Salah satu bahaya yang sering diabaikan adalah karakteristik adiktif dari rokok.
Nikotin, yang terkandung dalam rokok, adalah zat adiktif yang membuat perokok sulit untuk berhenti.
Ketergantungan fisik dan psikologis pada nikotin membuat proses berhenti merokok menjadi tantangan yang sulit, meskipun telah diketahui dampak negatifnya.
8. Beban Ekonomi dan Sosial
Selain berdampak pada kesehatan individu, merokok juga memberikan beban ekonomi dan sosial yang signifikan.
Biaya perawatan kesehatan yang tinggi untuk pengobatan penyakit terkait merokok menjadi beban bagi sistem kesehatan.
Selain itu, produktivitas kerja yang menurun akibat sakit dan kematian dini juga merugikan perekonomian suatu negara.
Mendorong Perubahan untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Melihat serangkaian bahaya merokok di atas, penting untuk terus menggugah kesadaran masyarakat tentang risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok.
Kampanye antirokok, edukasi, dan dukungan untuk individu yang berusaha berhenti merokok adalah langkah-langkah penting dalam memerangi pandemi merokok.
Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan perlu bersatu untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keputusan untuk hidup sehat dan bebas dari rokok.
Melibatkan masyarakat dalam program pencegahan merokok, menyediakan sumber daya untuk berhenti merokok, dan meningkatkan regulasi terkait penjualan dan promosi rokok adalah langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mencapai masyarakat yang lebih sehat di masa depan.
Dengan upaya bersama, kita dapat memutus mata rantai bahaya merokok dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.***