“Namun dibalik curah hujan yang tinggi terdapat ancaman baru yakni bencana banjir bandang dan tanah longsor yang kapan saja datang mengancam beberapa wilayah di Sumsel," ucap Fatoni.
Fatoni tak hentinya mengingatkan seluruh personel satgas penanggulangan bencana untuk tetap waspada serta memberikan edukasi dan peringatan dini kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.
"Kondisi ekologi seperti degradasi alam, perilaku manusia ini dapat kita perbaiki. Namun ini tidak bisa kita kerjakan secara sendiri sendiri kita perlu bersama secara komprehensif untuk mengatasinya," kata Fatoni.
Fatoni menekankan agar mitigasi terus dilakukan untuk mengurangi resiko jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Dia menyebut, berdasarkan data kejadian bencana yang terjadi di Sumsel pada Tahun 2022 sebanyak 147 kali kejadian. Sedangkan hingga November 2023 tercatat sebanyak 69 kali kejadian bencana.
"Mudah-mudahan dengan kesiapsiagaan kita, bencana ini tidak bertambah lagi, walaupun terjadi kita berharap tidak menimbulkan sampai menimbulkan kerusakan sarana prasarana dan korban jiwa," tandasnya.
Selain menyiapkan personel dan peralatan, edukasi kepada personel gabungan yang terdiri dari Basarnas, BNPB, TNI/Polri.
Dan berbagai stakeholder terkait mengenai mobilisasi menuju ke lokasi bencana atau daerah rawan juga dilakukan.
Hal ini guna mempermudah proses evakuasi untuk meminimalisir dampak bencana berupa kerusakan sarana prasarana maupun korban jiwa.***