Keberhasilan perburuan tikus ini akan berdampak positif bagi petani Banyuasin. Mereka dapat meningkatkan hasil panen dan memperoleh pendapatan yang lebih baik.
Selain itu, perburuan tikus juga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Banyuasin merupakan salah satu lumbung pangan nasional.
Sehingga keberhasilan para petani Banyuasin dalam mengendalikan hama tikus akan berdampak positif bagi ketahanan pangan Indonesia.
Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Banyuasin, H Sarip SP MM mengatakan perburuan tikus dilakukan petani yang ada di lima kecamatan ini sebagai upaya salah satu pencegahan terhadap hama tikus yang biasanya menjadi perusak padi saat musim tanam.
"Lima kecamatan yang melakukan perburuan tikus sebelum musim tanam. Yakni di Kecamatan Makarti Jaya, Muara Padang, Muara Telang, Rambutan dan Sumber Marga Telang," kata Sarip.
Perburuan tikus yang dilakukan para petani didampingi PPL masing-masing, selalu dilaksanakan.
Terlebih, saat ini sudah mulai persiapan tanam padi. Namun, sebelum menebar bibit ke lahan, para petani terlebih dahulu melakukan perburuan tikus.
Para petani dan penyuluh akan mencari lubang-lubang yang kemungkinan menjadi tempat persembunyuan tikus.
Perburuan tikus, dilakukan untuk semua lahan yang akan ditanam. Biasanya, lubang-lubang di lahan akan dimasukkan asap agar tikus keluar dari persembunyiannya.
Selain itu, ada juga yang menggunakan umpan makanan yang sudah dicampur dengan racun.
"Kalau tidak dilakukan seperti ini, nanti ketika bibit ditebar, maka bibit-bibit ini juga bisa dirusak tikus. Makanya, para petani bersama PPL melakukan perburuan tikus sebelum musim tanam tiba," jelasnya.
Di Kabupaten Banyuasin yang saat ini dijuluki lumbung pangan nasional dan menjadi peringkat keempat penghasil beras secara nasional, memiliki 174.371 hektare lahan baku.
Lahan persawahan ini, sebagian besar banyak tersebar di wilayah perairan.
Saat ini, mulai dilakukan persiapan untuk musim tanam. Karena, hujan sudah mulai turun dan lahan yang sebelumnya kering sudah mulai basah.***