Mereka pun secara secara bergilir membakar yosua.
Menggerak-gerakkannya seperti sembahyang. Lalu menancapkan yosua menyala itu ke pot yang diisi abu.
Mereka lantas menghormat ke foto pak Ong yang ada di atas altar.
Saya lihat tiga orang datang dari sejauh Palembang. Di Palembang kelenteng anggota Tri Dharma memang paling banyak: 70 kelenteng.
Ada juga dari Riau. Di sana anggotanya juga banyak.
Kelenteng Tri Dharma adalah kelenteng untuk umat Tao, Buddha dan Konghucu. Awalnya ini soal politik.
Sejak peristiwa tahun 1965, Konghucu tidak boleh hidup. Kelentengnya ditutup. Tapi kenyataannya kelenteng Konghucu terlalu banyak.
Maka secara politis dicarikan jalan keluar: dijadikan kelenteng Tri Dharma. Nama Konghucu ''disembunyikan'' di balik Buddha.