Refleksi Hari Guru
Refleksi hari guru yang diperingati setiap tahun nyatanya tak membuat nasib guru berubah. Guru yang sejatinya memiliki tugas mulia sebagai pendidik generasi penerus bangsa, terus dihadapkan dengan persoalan gaji.
Untuk guru honorer pada tahun 2020 yang lalu, pemerintah membuka kesempatan bagi guru untuk mengikuti program seleksi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun, PPPK guru juga tidak menjamin kesejahteraan guru.
Istilah sekarang menjadi guru itu; "Kerja Serius, gaji bercanda"' Kerja dengan penuh totalitas mendidik generasi, menjadikan mereka pintar dan berakhlak mulia, namun apresiasinya tak sebanding usaha yang dikeluarkan. Terlebih seperti guru TPA, pengajar ilmu kehidupan yang bersumber dari al-Qur'an dan Sunnah. Fakta di lapangan, gaji mereka sangat kecil dibanding guru les matematika atau bahasa Inggris.
Sudah semestinya pemerintah memperhatikan nasib guru, mengevaluasi kebijakan yang selama ini gagal menyejahterakan guru. Mengingat, ada banyak kasus kerusakan generasi. Jika tidak dididik oleh guru, siapa lagi yang akan mengarahkan mereka?
Sedangkan, para orang tua sibuk mencari nafkah. Bahkan, seorang ibu yang sejatinya sebagai sekolah pertama anak, harus ikut menjadi tulang punggung keluarga dengan mencari nafkah.
Sejahtera Bukan Sekadar Harapan