Pulau Bungin, Si Mini dengan Populasi Padat! Hidup Nyaman di Tengah Laut?
Pulau Bungin: Pulau Terpadat di Indonesia yang Terus Berkembang, Kisah Unik di Tengah Laut--Youtube Doczon
Alih-alih membangun rumah di tempat baru, mereka memperluas lahan dengan cara menimbun karang dan pasir ke arah laut.
Lambat laun, metode ini membuat pulau ini "tumbuh" ke arah laut, seakan pulau ini benar-benar bisa "mekar" untuk memenuhi kebutuhan ruang penduduknya yang kian meningkat.
BACA JUGA:Bongkar Fakta! Pulau Terbesar di Indonesia Bukan Kalimantan, Lalu Siapa Juara Sesungguhnya?
BACA JUGA:Harry Stine, Sang Raja Agribisnis dengan Kekayaan dari Benih dan Tanah Pertanian
Tradisi Menimbun Laut, Solusi Kreatif dari Suku Bajo
Pulau Bungin dihuni oleh mayoritas suku Bajo, kelompok etnis yang terkenal dengan keahliannya dalam berlayar dan hidup di atas air.
Bagi mereka, laut adalah sumber kehidupan yang tak tergantikan, sekaligus rumah yang terus mereka jaga.
Ketika lahan daratan mulai habis, masyarakat Bajo tidak melihat laut sebagai batas, melainkan sebagai ruang yang bisa digunakan untuk berkembang.
Mereka menggunakan metode tradisional dengan menimbun laut menggunakan karang dan pasir sebagai dasar untuk membangun rumah baru.
Proses ini tidak bisa sembarangan; mereka harus memastikan bahwa area yang ditimbun cukup stabil untuk menopang bangunan. Secara perlahan, pulau ini terus berkembang dari waktu ke waktu.
Metode ini tidak hanya unik, tetapi juga mencerminkan kemampuan masyarakat Bungin dalam beradaptasi dengan alam untuk bertahan hidup.
Kepadatan Penduduk yang Menantang
Kepadatan penduduk di Pulau Bungin menjadi salah satu tantangan terbesar.
Dengan lebih dari 3.500 orang yang tinggal di lahan seluas 8,5 hektare, rumah-rumah di pulau ini hanya dipisahkan oleh gang-gang kecil yang bisa dilewati pejalan kaki.
Situasi ini menjadi tantangan besar bagi tata kelola lingkungan, sanitasi, dan bahkan sumber daya air bersih yang sangat terbatas.
Sumber: