Sedekah Bumi, Tradisi Masyarakat Banyuasin yang Terus Bertahan

Sedekah Bumi, Tradisi Masyarakat Banyuasin yang Terus Bertahan

Sedekah Bumi merupakan tradisi masyarakat Banyuasin yang terus bertahan sebagia ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta-Foto : banyuasinkab.go.id-

BANYUASIN, HARIANBANYUASIN.COMSedekah bumi merupakan tradisi masyarakat Kabupaten BANYUASIN Provinsi Sumatera Selatan yang terus bertahan.

Sebagai kabupaten miniatur Indonesia karena penduduknya beragam suku dan agama, Banyuasin kaya akan  budaya dan adat istiadat.

Salah satu tradisi masyarakatnya yang masih bertahan adalah sedekah bumi.

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Ngundang Masyarakat Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin

Sedekah bumi sendiri adalah tradisi yang dilakukan pada awal bulan Muharam atau Syura. 

Tradisi  ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Kuasa karena telah memberikan bumi tempat kita berpijak dengan segala rezeki.

Rezeki tersebut berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup masyarakat Banyuasin. 

BACA JUGA:Doakan Arwah yang Telah Meninggal, Warga Komplek Villa Bukit Indah Gelar Tradisi Ruwahan Akbar

Sedekah Bumi biasanya digelar di tempat umum yang dianggap sakral seperti halaman masjid, balai desa, atau lapangan. 

Seperti upacara tradisional daerah kebanyakan, masyarakat akan menyajikan sesajen saat melakukan upacara Sedekah Bumi. 

Tetapi, seiring perkembangan zaman, sesajen ini hanya berupa simbolis untuk menghormati adat dan para orang tua dan leluhur.

BACA JUGA:15 Kabupaten Penghasil Padi Terbesar di Indonesia, Banyuasin Nomor Berapa?

Upacara sedekah bumi ini dipercaya berawal dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa dengan media wayang kulit oleh Sunan Kalijaga. 

Dalam pagelaran wayang kulit tersebut diselipkan makna atau pesan-pesan tentang materi keislaman yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam.

Sumber: