HARIANBANYUASIN.COM - Aqiqah adalah salah satu tradisi penting dalam ajaran Islam yang dilakukan sebagai tanda syukur atas kelahiran anak.
Biasanya, acara aqiqah dilakukan dengan menyembelih kambing atau domba sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Allah atas anugerah anak yang dilahirkan.
Namun, terdapat ketentuan tertentu dalam hal waktu pelaksanaan aqiqah, terutama terkait dengan batas usia anak yang diaqiqahi, baik anak perempuan maupun laki-laki.
BACA JUGA:Babi Diharamkan? Ini Jawaban Kenapa Umat Islam Gak Boleh Konsumsi!
BACA JUGA:Menelusuri Jejak 4 Kerajaan Islam Terbesar di Indonesia: Sejarah, Kontribusi, dan Warisan Budaya
Banyak orang tua yang ingin tahu kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan aqiqah, serta apa saja syarat yang harus dipenuhi.
Artikel ini akan mengulas mengenai batas usia aqiqah yang tepat menurut pandangan Islam, serta pentingnya memahami makna dan hikmah di balik tradisi ini.
1. Pengertian Aqiqah dalam Islam
Aqiqah adalah ibadah yang dilakukan setelah kelahiran anak, dengan menyembelih dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan.
BACA JUGA:KH. Sulaiman Bin KH. Abdurrahman Delamat Ulama Besar yang Membawa Cahaya Ilmu Islam
BACA JUGA:Kiprah Politik Muslimah dalam Islam
Selain menyembelih hewan, aqiqah juga melibatkan pemotongan rambut bayi yang dilaksanakan pada hari ketujuh kelahiran.
Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah, tetapi juga sebagai cara untuk memanjakan bayi dengan doa-doa kebaikan dan perlindungan sepanjang hidupnya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelih untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama." (HR. Tirmidzi)