Setelah air nira terkumpul, cairan ini harus segera disaring untuk menghilangkan kotoran. Selanjutnya, nira direbus dalam wajan besar di atas tungku kayu.
Perebusan ini memerlukan pengawasan konstan untuk mencegah cairan meluap dan memastikan gula mengental dengan sempurna.
Perebusan berlangsung selama 3–4 jam hingga nira berubah menjadi cairan kental berwarna cokelat.
BACA JUGA:10 Tips Liburan Hemat yang Bikin Dompetmu Aman! Siap-siap Jalan-Jalan Tanpa Khawatir!
BACA JUGA:6 Tips Merawat Ikan Hias di Akuarium Agar Tidak Cepat Mati
3. Pencetakan Gula
Setelah mencapai konsistensi yang diinginkan, cairan gula dituangkan ke dalam cetakan yang biasanya terbuat dari batok kelapa, bambu, atau daun lontar.
Proses ini membutuhkan ketangkasan, karena gula yang mulai dingin akan cepat mengeras.
Bentuk akhir gula merah tradisional biasanya bulat atau silinder, sesuai dengan cetakan yang digunakan.
4. Pengeringan dan Pengemasan
Setelah gula mengeras, produk akhir dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan mengering sepenuhnya sebelum dikemas.
Gula merah yang telah jadi memiliki aroma khas dan rasa manis alami yang tak tertandingi.
Keunikan Proses Tradisional
Berbeda dengan produksi gula modern yang menggunakan mesin dan bahan tambahan, proses tradisional ini sepenuhnya alami.
Penggunaan kayu bakar memberikan aroma khas yang menjadi ciri unik gula merah hasil tradisi. Selain itu, tidak adanya bahan pengawet menjadikan gula merah tradisional lebih sehat dibandingkan produk komersial.
Manfaat Gula Merah