Peninggalan Sejarah yang Terlupakan
Selama berabad-abad, Candi Sewu sempat terlupakan dan terkubur di bawah tanah.
Banyak bagian dari candi ini yang hilang atau rusak akibat gempa bumi, erosi, dan tindakan manusia.
Candi Sewu ditemukan kembali pada abad ke-19, saat dilakukan penggalian oleh arkeolog Belanda pada tahun 1900-an.
Sejak saat itu, berbagai upaya pemulihan dan restorasi dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Candi Sewu sebagai situs warisan budaya yang penting di Indonesia.
Meskipun banyak dari bagian candi yang rusak dan hilang, Candi Sewu masih menyimpan pesona arsitektur yang memukau dan menarik bagi para peneliti dan pengunjung.
Proses restorasi yang berkelanjutan bertujuan untuk menjaga kelestarian situs ini agar dapat terus dihargai sebagai bagian dari kekayaan sejarah dan budaya Indonesia.
Candi Sewu Sebagai Destinasi Wisata Sejarah
Saat ini, Candi Sewu telah menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang populer di Yogyakarta.
Dengan pesonanya yang unik, wisatawan dapat melihat langsung keindahan arsitektur kuno yang berusia lebih dari seribu tahun.
Wisatawan dapat berkeliling di kompleks candi, menikmati keindahan relief-relief Buddha, serta merasakan kedamaian yang terjaga di sekitar situs.
Sebagai bagian dari kawasan Candi Prambanan, yang telah menjadi situs warisan dunia UNESCO, Candi Sewu menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Keberadaannya yang tak jauh dari Candi Prambanan membuatnya mudah diakses dan sering dijadikan tambahan tujuan wisata bagi mereka yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang peradaban dan sejarah Jawa.
Kesimpulan: Menjaga Warisan Budaya untuk Generasi Mendatang
Candi Sewu bukan hanya sekadar peninggalan fisik, tetapi juga merupakan simbol dari kejayaan kerajaan Mataram Kuno dan penyebaran agama Buddha di Jawa.
Keindahan dan nilai sejarahnya harus terus dilestarikan, sehingga generasi mendatang dapat lebih mengenal dan menghargai warisan budaya yang tak ternilai ini.