Meski negara ini belakangan telah melakukan reformasi untuk memperketat regulasi, reputasinya sebagai surga penghindaran pajak masih melekat dan kerap menciptakan ketegangan diplomatik.
BACA JUGA:5 Negara Dengan Fenomena Midnight Sun, Tetap Terang Meski Tengah Malam
BACA JUGA:4 Negara Ini Terbukti Super Bersih, Kamu Bakal Kaget Lihat Faktanya !
2. Isu Perlakuan Terhadap Pengungsi dan Migran
Di balik citra Swiss sebagai negara damai dan ramah, ada kebijakan ketat terhadap pengungsi dan imigran yang banyak menuai kritik.
Swiss menerapkan kebijakan imigrasi yang sangat ketat dan memiliki regulasi ketat bagi mereka yang mengajukan suaka.
Bahkan, hingga saat ini, banyak kasus di mana permohonan suaka ditolak atau pengungsi dipaksa meninggalkan Swiss.
Sejak meningkatnya krisis pengungsi global, Swiss menjadi sorotan karena dianggap lambat merespons isu kemanusiaan.
Menurut beberapa laporan, banyak pengungsi yang sulit mendapat akses ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan.
Di balik layar, Swiss terkesan ingin menjaga homogenitas penduduknya, meskipun ini berbenturan dengan nilai kemanusiaan yang mereka klaim.
3. Perlakuan Terhadap Komunitas Romani dan Etnis Minoritas
Swiss memiliki sejarah kelam dalam hal perlakuan terhadap kelompok minoritas, khususnya komunitas Romani (yang sering disebut Gipsi).
Pada pertengahan abad ke-20, pemerintah Swiss bahkan memiliki program kontroversial yang disebut "Program Pemisahan Anak" di mana anak-anak dari keluarga Romani dipisahkan dari orang tuanya untuk diasuh dalam keluarga atau lembaga berbeda.
Program ini mendapat banyak kecaman karena dianggap melanggar hak asasi manusia.
Selain komunitas Romani, beberapa minoritas lainnya juga melaporkan diskriminasi yang kerap terjadi, khususnya dalam sektor pekerjaan dan perumahan.
Meskipun Swiss memiliki standar hidup yang tinggi, masalah ini menunjukkan bahwa tidak semua lapisan masyarakat memiliki akses yang setara terhadap kesempatan dan kesejahteraan.