Kuda dan keledai dikenal bisa berinteraksi dengan baik dalam kelompok besar, sehingga dapat dilatih untuk bekerja dalam kawanan.
Namun, zebra memiliki kecenderungan untuk lebih individual dan kurang patuh pada hierarki kelompok.
Ketika berada dalam kelompok besar, zebra lebih sering menunjukkan perilaku yang saling menyerang, tidak seperti kuda atau keledai yang bisa bekerja dalam formasi.
Faktor ini membuat zebra sangat sulit dijinakkan dalam lingkungan terkontrol atau dalam jumlah besar.
Bagi manusia, ini menjadi alasan kuat mengapa zebra tidak pernah berhasil menjadi hewan pekerja.
5. Genetika dan Evolusi yang Membatasi Penjinakan Zebra
Secara evolusi, zebra berbeda jauh dari kuda.
Meskipun mereka berasal dari famili yang sama, proses evolusi yang berbeda membuat zebra mempertahankan naluri liar yang lebih dominan dibandingkan dengan kuda.
Manusia telah menjinakkan kuda dan keledai selama ribuan tahun, sedangkan zebra tetap bertahan dengan sifat liarnya.
Bahkan ketika beberapa upaya domestikasi zebra dilakukan pada abad ke-19, hasilnya tidak memberikan perubahan yang signifikan.
Upaya Penjinakan Zebra yang Berakhir Gagal
Sejak abad ke-19, ada beberapa upaya domestikasi zebra yang dilakukan di Eropa.
Masyarakat saat itu berpikir zebra bisa dijadikan hewan peliharaan dan alat transportasi eksotis.
Salah satu contoh terkenal adalah zebra yang dijadikan hewan peliharaan oleh Lord Rothschild, seorang naturalis Inggris, yang mencoba mengikat zebra pada keretanya.
Namun, usaha tersebut gagal memberikan hasil yang stabil, dan zebra tetap menunjukkan sifat liar dan agresif.
Hingga kini, zebra masih menjadi hewan liar yang tidak bisa dijinakkan dan dipelihara oleh manusia.