Mereka memiliki sistem saraf yang sangat kompleks, dengan sebagian besar neuron mereka berada di lengan, yang berarti setiap lengan memiliki tingkat otonomi tertentu.
Kecerdasan gurita tercermin dalam kemampuan mereka untuk memecahkan masalah, seperti membuka toples atau melarikan diri dari kandang di akuarium.
Mereka juga menunjukkan perilaku yang adaptif dan mampu belajar dari pengalaman.
Cumi-cumi juga memiliki otak yang berkembang dengan baik, tetapi tidak secerdas gurita.
Mereka lebih mengandalkan kecepatan dan kemampuan fisik daripada kecerdasan untuk bertahan hidup di lautan.
7. Reproduksi dan Daur Hidup
Dalam hal reproduksi, gurita dan cumi-cumi memiliki siklus hidup yang berbeda.
Gurita biasanya hidup lebih pendek, dengan beberapa spesies hanya bertahan beberapa tahun.
Setelah betina gurita bertelur, ia akan menjaga telurnya sampai menetas, dan dalam banyak kasus, betina akan mati tak lama setelah itu.
Sebaliknya, cumi-cumi memiliki umur yang sedikit lebih lama dan beberapa spesies dapat hidup hingga 5 tahun.
Cumi-cumi juga bereproduksi dengan cara bertelur, tetapi mereka tidak merawat telurnya secara langsung seperti gurita.
Setelah bertelur, cumi-cumi betina biasanya meninggalkan telurnya di lingkungan yang aman di dasar laut.
Meski gurita dan cumi-cumi berasal dari kelompok yang sama, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam hal anatomi, perilaku, dan habitat.
Gurita, dengan kecerdasan yang luar biasa dan kemampuan kamuflase yang mengagumkan, lebih memilih gaya hidup soliter dan mengandalkan strategi bertahan hidup di dasar laut.
Cumi-cumi, dengan tubuh yang lebih cepat dan agresif, menguasai perairan terbuka dengan kecepatan dan kemampuan berburu berkelompok.
Kedua makhluk ini adalah contoh luar biasa dari adaptasi dan keanekaragaman hayati di lautan.