"Kami tidak jadi prioritas tapi masyarakat banyak yang menuntut kami. Mereka tidak tahu, APD, peralatan pemadam alakadarnya," keluh salah satu petugas lainnya.
Tidak hanya masalah APD, kondisi mobil pemadam kebakaran pun disebut-sebut sudah tidak layak digunakan lagi.
Hal ini semakin menambah berat beban tugas para petugas di lapangan.
Mereka harus menghadapi bahaya besar dengan peralatan yang kurang memadai, sebuah situasi yang sangat berisiko dan berpotensi mengancam keselamatan mereka.
Kebakaran hebat yang mengguncang Kelurahan Seterio tersebut terjadi pada malam hari dan mengakibatkan kerusakan besar.
Sebuah warung dan rumah mewah dilalap api, dengan kerugian material yang ditanggung oleh pemiliknya, Yudi, diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun suara ledakan yang terdengar berkali-kali sempat menggemparkan warga sekitar.
Menurut dugaan awal, ledakan tersebut berasal dari gudang tabung gas yang berada di dalam bangunan.
Ledakan dahsyat ini bahkan menyebabkan beberapa dinding rumah di sekitar lokasi kejadian mengalami retak-retak.
Api yang pertama kali muncul dari toko milik Yudi, dengan cepat merambat ke rumah mewah yang berada di belakangnya.
Kondisi ini diperparah oleh keterbatasan pasokan air akibat musim kemarau, yang membuat petugas pemadam kebakaran kesulitan memadamkan api.
Petugas pemadam kebakaran yang tiba di lokasi kejadian harus bekerja keras selama berjam-jam untuk mengendalikan kobaran api.
Dibutuhkan waktu sekitar tujuh jam bagi mereka untuk akhirnya dapat menjinakkan si jago merah.
Tantangan ini diperparah oleh minimnya fasilitas pendukung dan perlengkapan yang layak.
Petugas harus bertarung dengan api dalam kondisi yang sangat berbahaya tanpa perlindungan yang memadai.
Kejadian ini menyoroti pentingnya perhatian lebih terhadap perlengkapan keselamatan bagi para petugas pemadam kebakaran.