5. Komodo
Komodo--Instagram wildlifephotographerwhomodels
Komodo adalah kadal terbesar di dunia dan sering dianggap sebagai sisa dari era dinosaurus.
Hewan ini ditemukan di pulau Komodo dan beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Pada tahun 2005, dunia dikejutkan dengan laporan bahwa komodo betina di Kebun Binatang London berhasil bertelur tanpa adanya kontak dengan pejantan.
Parthenogenesis pada komodo menjadi bukti kuat bahwa hewan ini memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang menantang.
Dengan panjang tubuh yang dapat mencapai 3 meter dan berat hingga 70 kilogram, komodo adalah predator puncak yang memakan berbagai jenis mangsa, mulai dari babi hingga rusa.
Gigitan mereka yang beracun membuat mereka menjadi salah satu hewan paling ditakuti di habitatnya.
Penemuan ini juga memberikan wawasan baru tentang adaptasi evolusioner komodo, yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan keturunan bahkan ketika populasi jantan terbatas.
Ini menyoroti betapa luar biasanya kemampuan hewan ini untuk bertahan hidup di alam liar yang keras dan tidak terduga.
Fenomena parthenogenesis yang terjadi pada berbagai spesies hewan menunjukkan betapa fleksibelnya strategi reproduksi di dunia hewan.
Meskipun reproduksi seksual dianggap sebagai cara utama untuk melestarikan keanekaragaman genetik, parthenogenesis menawarkan solusi darurat ketika keadaan lingkungan memaksa.
Namun, parthenogenesis bukanlah tanpa risiko.
Karena keturunan yang dihasilkan secara aseksual cenderung memiliki keanekaragaman genetik yang lebih rendah, mereka mungkin lebih rentan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan.
Oleh karena itu, fenomena ini sering kali dianggap sebagai pilihan terakhir yang diambil oleh spesies yang menghadapi kondisi lingkungan yang ekstrem.
Dalam menghadapi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, perburuan liar, dan penurunan habitat, kemampuan untuk bereproduksi tanpa pasangan mungkin menjadi kunci bagi kelangsungan hidup beberapa spesies.