PANGKALAN BALAI, HARIANBANYUASIN.COM - Kematian mendadak belasan kerbau di Desa Durian Gadis Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Sumatera Selatan cukup mengkhawatirkan peternak.
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Banyuasin, Edil Fitriadi SP MSi mengatakan jika pihaknya akan mengecek langsung ke lokasi.
Meski begitu, memperhatikan gejala yang ditunjukkan kerbau-kerbau sebelum mati, kemungkinan besar disebabkan penyakit septicemia epizootica (SE) atau yang lebih awam dikenal dengan penyakit ngorok.
BACA JUGA:Belasan Kerbau di Desa Durian Gadis Banyuasin Mendadak Mati, Diduga Terserang Penyakit Ini
BACA JUGA:Kader Partai Golkar Ini 'Merapat' ke Askolani, Isyaratkan Bakal Berduet di Pilbup Banyuasin ?
"Kemungkinan besar kerbau-kerbau itu terkena penyakit SE atau penyakit ngorok," kata Edil, saat menghubungi harianbanyuasin.com.
"Rencananya besok tim dari Disbunnak akan turun ke lapangan untuk investigasi melihat secara langsung kondisi ternak," kata Kepala Disbunnak.
"Biar kita lebih jelas lagi apa penyebab kematian kerbau-kerbau secara mendadak itu," ujarnya.
BACA JUGA:Dari Site Engineer hingga Nakhoda PUPR: Apriansyah Siap Membangun Banyuasin
Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Pasteurella Multocida dimana penyakit ini bersifat akut dan kronis menyerang pada ternak sapi, kerbau, kambing, babi dan juga kuda.
Pada stadium awal/terminal gejala klinis penyakit SE menunjukan gejala ngorok (mendengkur).
"Di samping itu adanya pembengkakan ataupun busung di daerah mandibular (Rahang) ternak dan leher bagian bawah," jelasnya.
BACA JUGA:Lantik Pejabat Tinggi Pratama, Pj Bupati Banyuasin Sampaikan Peringatan Keras Ini pada Seluruh OPD