Pada pekan kedua bulan Januari 2024, kegiatan literasi menghadirkan kultum yang disampaikan oleh siswa kelas VII-G, Musliawan Ramadhan Putra.
Dengan tema "Mengapa Allah belum memberikan kemerdekaan kepada Palestina".
Siswa tersebut memberikan wawasan dan pemahaman mendalam mengenai realitas yang dihadapi umat Islam di Palestina.
Setelah kultum, suasana literasi tidak hanya berhenti pada kajian agama.
Seluruh peserta, baik siswa maupun guru, berpartisipasi dalam bersholawat dan membaca surat Yasin secara bersama-sama.
Hal ini menciptakan momen kebersamaan yang mendalam dan memperkuat ikatan spiritual antarwarga sekolah.
Muhammad Taupik menekankan bahwa literasi keagamaan ini bukan hanya tentang membaca kitab suci agama.
Tetapi juga tentang menumbuhkan kesadaran siswa untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran agama masing-masing.
Literasi agama memiliki peran krusial dalam membentuk budaya baca di kalangan siswa, sekaligus meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia melalui proses pembelajaran di sekolah.
Lebih jauh, program literasi agama juga diarahkan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mencintai agama.
Hal ini menjadi urgensi terutama bagi siswa beragama Islam, di mana mereka dapat merasakan bahwa kegiatan ini menjadi latihan rutin untuk tadarusan.
Memperbaiki bacaan Alquran, dan melatih melantunkan ayat-ayat suci dengan suara yang merdu.
Seiring berjalannya program literasi setiap Jumat, siswa tidak hanya terlatih dalam aspek keagamaan. Tetapi juga dalam kedisiplinan.
Harapannya, peserta didik akan mengalami perubahan positif secara keseluruhan, membentuk karakter yang kokoh dan membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
Kesuksesan program literasi keagamaan di SMP Negeri 1 Banyuasin III tidak hanya dilihat dari aspek keberlanjutan dan partisipasi aktif seluruh warga sekolah.
Tetapi juga dari perubahan sikap dan nilai-nilai yang terinternalisasi pada setiap individu.