JAKARTA, HARIANBANYUASIN.COM - Prestasi luar biasa dari ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti, di Kejuaraan Dunia Badminton 2023 di Copenhagen, Denmark, telah menciptakan sejarah bagi bulu tangkis Indonesia.
Meskipun harus mengakui keunggulan pasangan unggulan pertama asal China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, Apriyani/Fadia meraih medali perak, menjadi yang pertama sejak 1995.
Dan mencatatkan prestasi tertinggi untuk ganda putri Indonesia dalam sejarah Kejuaraan Dunia Badminton.
BACA JUGA:Pelatih Belum Putuskan Nasib Kevin/Marcus di Tahun 2024
BACA JUGA:Denmark Open 2012, Awal Kesuksesan Ahsan/Hendra Sebagai Pasangan Ganda Putra
Menurut catatan Federasi Badminton Dunia (BWF), medali perak Apriyani/Fadia adalah yang pertama sejak Lili Tampi/Finarsih meraihnya pada tahun 1995.
Prestasi ini menunjukkan bahwa ganda putri Indonesia kembali menorehkan tinta emas dalam sejarah bulu tangkis dunia.
Sebelumnya, Verawaty Fadjri/Imelda Wiguna memulai tradisi medali perak bagi Indonesia pada tahun 1980, dan kini Apriyani/Fadia memperpanjang capaian tersebut.
BACA JUGA:Aksi Comeback Jonatan Christie Melawan Axelsen di French Open 2019
BACA JUGA:Usai 'Dicerai' Pramudya, Thailand Masters 2024 Bakal Jadi Debut Yeremia/Rahmat Sebagai Pasangan Baru
Meskipun menghadapi kekalahan dalam pertandingan final melawan Chen/Jia, Apriyani/Fadia memberikan hiburan dan kebanggaan bagi Indonesia.
BWF menyebutnya sebagai "sedikit hiburan" dan menekankan bahwa ini adalah medali perak pertama bagi Indonesia sejak 1995 serta medali perak ketiga sepanjang sejarah Kejuaraan Dunia Badminton.
Apriyani/Fadia bukan hanya membawa pulang medali, tetapi juga menandai keunggulan ganda putri Indonesia di panggung internasional.
BACA JUGA:Daftar Pemain Dunia yang Bangkit di Tahun 2023, Salah Satunya Tunggal Putra Jepang Kento Momota