Tentu saja hal tersebut dilakukan untuk mencari dan memperkuat dukungan warga terhadap partai ataupun capres cawapres yang diusung partai.
Fakta yang nyata, adanya bentrokan antar simpatisan partai politik telah terjadi di Muntilan Jawa Tengah pada Ahad 15 Oktober lalu, perlu diketahui bahwa IKP Jawa Tengah adalah 34,83% (kategori sedang).
Aksi baku hantam saling lempar batu dan benda tumpul lainnya tidak terelakkan.
BACA JUGA:Menjelang Musim Tanam, Petani Banyuasin Berjuang Lawan Hama Tikus untuk Menjamin Ketahanan Pangan
Bahkan masa secara anarkis memecahkan mobil terbuka dan berujung pada pembakaran beberapa kendaraan sepeda motor.
Sebanyak 11 sepeda motor dan tiga rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan akibat bentrokan tersebut.
Kapolresta Magelang Kombes Pol Ruruh Wicaksono mengungkapkan dugaan terjadi bentrok antar massa di Muntilan diduga terjadi karena tak terima bleyeran dari salah satu kelompok.
Pihaknya mengatakan salah satu kelompok yang telah selesai melakukan kegiatan di Magelang hendak bertolak pulang ke arah Yogyakarta.
Namun, diduga terjadi gesekan lantaran tak terima di bleyer kendaraan ketika kedua kelompok massa bertemu.
Sejatinya pemicu bentrokan ini adalah persoalan sepele.
Akan tetapi kuatnya sentimen atau ego kelompok menjadikan gesekan kecil bisa berubah menjadi persoalan besar dan banyak menimbulkan kerugian.
Masyarakat sejatinya belum memiliki pemahaman yang benar atas arah dan tujuan partai, mereka hanya fokus kepada sosok figur atau simbol dari sebuah partai.
Maka tidak heran, perselisihan lazim terjadi di akar rumput sebagai simpatisan.
Padahal para elit partai justru bekerja sama demi tercapainya tujuan bersama.
Fakta ini selaras dengan ungkapan tidak ada teman sejati demikian juga tidak ada musuh abadi yang ada hanyalah kepentingan abadi.