Oleh Asep Saepul Adha
KEADAAN sekarang ini (kemarau) mengingatkan kita pada peran dan fungsi air bagi kehidupan.
Sesuatu itu bisa terasa sebagai nikmat (Allah) bila telah berkurang kadarnya.
Misal nikmatnya mata baru terasa setelah mata itu sakit (sakit mata). Nikmatnya punya tangan akan terasa ketika tanggan keseleo.
BACA JUGA:Dampak Karhutla, Kualitas Udara di Kabupaten Banyuasin Apakah Baik-baik Saja?
Nikmatnya hidung akan terasa ketika salah satu fungsi hidung tidak berjalan (karena pilek, hidung tersumbat sehingga susah bernapas).
Pun demikian nikmatnya keberadaan air akan terasa ketika air itu berkurang seperti sekarang ini.
Beberapa daerah sudah mulai dilanda kekeringan, air bersih sulit didapat.
BACA JUGA:Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan, Kepala SMA Se-Sumsel Diminta Lakukan 5 Langkah Ini
Masyarakat rela berjalan kaki berkilo-kilo demi mendapatkan satu jerigen air, masyarakat rela mengantri dari subuh demi mendapatkan air yang akan dipasok oleh pemerintah.
Dan masyarakat rela keluar uang besar demi mendapatkan beberapa jerigen air bersih dari orang yang memanfaatkan keadaan demi meraup untung yang besar.
Dalam buku Seri Mengenal Ayat-ayat Sains dalam Al-Quran Jilid 11 yang membahas tentang Air Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains halaman 7 disebukan bahwa air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi.
BACA JUGA:KPU Banyuasin Bakal Rekrut 17.948 KPPS, Catat Syaratnya, Mahasiswa Jadi Prioritas
Seperti halnya oksigen, pentingnya merupakan barang yang mudah didapat di alam dan tersedia dalam jumlah yang melimpah.
Vitalnya peran air biasanya baru dirasakan ketika kebutuhan akan air sulit dipenuhi atau ketika air menimbulkan masalah.