JAKARTA, 6 Februari 2023 - Pesatnya perkembangan dunia digitalisasi telah mengubah gaya hidup masyarakat. Dan hal ini pula yang dirasakan dunia perbankan. Salah satunya adalah Bank Mandiri.
Ya, dalam beberapa tahun terakhir Bank Mandiri telah berhasil memaksimalkan peran digitalisasi untuk menunjang pertumbuhan bisnis.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan jika penggunaan teknologi digital saat ini, mampu membawa Bank Mandiri jauh lebih efisien dan menghemat hingga Rp 12 triliun di tahun 2023.
Bukan tanpa sebab, buah dari digitalisasi bank berlogo pita emas ini memang sudah terasa tahun lalu. Berdasarkan Laporan Keuangan Bank Mandiri di tahun 2022, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) terlihat menurun hampir 10% dibandingkan tahun 2021 menjadi 57,35%, faktor utamanya adalah karena digitalisasi.
Tidak hanya BOPO, rasio biaya dana atau yang biasa disebut Cost of Fund (CoF) Bank Mandiri pun kian efisien. Pada akhir tahun 2022 posisi CoF bank only perseroan telah melandai ke posisi 1,25%.
“Digitalisasi mendorong Bank Mandiri memiliki operational expenditure yang jauh lebih baik. Kalau kita lihat, secara cost of fund (CoF) kami teru sbisa maintain di level rendah melalui serangkaian inovasi yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi,” ujar Darmawan, Senin 6 Februari 2023.
Salah dua yang memberikan sumbangan terbesar pada digitalisasi perseroan yakni Super App Livin’ by Mandiri untuk nasabah ritel, dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri khusus nasabah pengusaha alias wholesale. Kehadiran kedua aplikasi ini terbukti mendongkrak pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri.
Sepanjang tahun 2022, DPK Bank Mandiri tumbuh 15,46% secara year on year (YoY) mencapai Rp 1.490,84 triliun. Pencapaian tersebut didukung pula oleh kenaikan dana murah atau current account saving account (CASA) perseroan secara bank only mencapai Rp 926 triliun, naik 22% secara tahunan.