Farid memang pernah jadi kepala penerangan, waktu di Kopassus. Ia tahu apa yang diinginkan wartawan. Ia tahu wartawan harus punya bahan untuk ditulis.
Itu belum contoh yang saya maksud dengan ''besarkan jabatan''. Contoh ''besarkan jabatan dan bukan besar dari jabatan'' adalah ini: instruksinya kepada kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya.
Itu disampaikan dalam forum cangkruan pertamanya dengan wartawan di lapangan tembak itu.
"Isi website Kodam Brawijaya jangan melulu wajah Pangdamnya. Seminggu pertama ok. Biar kenal dulu. Setelah itu harus lebih banyak menampilkan wajah Babinsa. Atau Danramil. Dandim," ujarnya.
Babinsa adalah bintara pembina desa. Di satu desa ditempatkan satu bintara. Jabatan Babinsa memang sempat tidak populer. Di zaman Orde Baru, Babinsa jadi alat untuk memenangkan Golkar.
Setelah reformasi, urgensi Babinsa dipersoalkan. Dianggap bisa mengganggu demokrasi. Pun Koramil dan Kodim. Banyak yang minta agar dilikuidasi.
Suara seperti itu tidak terdengar lagi 10 tahun terakhir. Bahkan nama TNI kian harum: sebagai lembaga yang bisa dipercaya dalam membela masyarakat.
"Saya yakin banyak Babinsa atau Danramil yang berprestasi. Prestasi itu harus ditampilkan di publikasi Kodam," ujar Farid.