Namun saya teringat asal inspirasi istilah itu ternyata saya dapatkan dari salah satu majalah etnis di Los Angeles, yang bernama China Post, bukan Chinese Post. Setelah itu saya kembali tenang bisa tidur.
Kalau dipikir-pikir, kok saya berani ya, memublikasi sebuah majalah dwi mingguan.
Di mana saya masih harus praktik di kedua klinik saya, lalu tiba-tiba jadi editor dan penerbit pula.
Agak ngeri-ngeri sedap membayangkan sepak terjang saya yang berani mati saat itu.
Harus saya akui juga dukungan dari Ibunda saya, Sanita.
"Kalau kamu ada hati bikin majalah ini, teruskan. Tuhan pasti memberikan jalannya," demikian lipurnya.
Kemudian tidak selesai di nama media cetak itu saja, ternyata saya tidak mau kalah dengan kantor berita papan atas yang selalu punya semboyannya yang khas.
Seperti Kompas, "Jernih melihat Dunia" , Tempo, dengan "Bicara Fakta" nya, dan banyak lagi sejumlah semboyan-semboyan yang keren.