Ia khawatir akan adiknyab yang sendirian dirumah. Ternyata, apa yang menjadi kekhawatirannya memang benar terjadi.
Tanjung adiknya telah tiada. Kini yang tersisa hanya rambut ,bekas darah, dan kuku adiknya.
Kesedihan mendalam dirasakan Lematang karena kehilangan adik satu-satunya.
Akan tetapi, secara tidak sengaja Lematang memukulkan sapu lidi ke rambut adiknya.
“Hatchiiiimm,” tiba-tiba terdengar suara Tanjung.
Keanehan pun terjadi. Tanjung hidup kembali. Lematang langsung memeluk adiknya.
Kegembiraan Lematang tidak terlukiskan, walau ada rasa tak percaya dalam dirinya kalau adiknya dapat hidup kembali.
“Eh, Kakak sudah pulang ya. Mana apinya?”