Ilmu Hukum
--
Alhamdulilah, puji tuhan... Akhirnya bisa login dan komen. Setelah "berbusa-busa" mencecar tim IT di agrinex.
Setelah protes habis-habisan ke Pak Dir harian Disway. Setelah makan durian dari PLN banten Selatan.
Kuncinya memang satu: RUSUH. Saya adalah perusuh yang asli anak Banten Selatan (tapi tidak disebut abah dalam tulisan). Saya tahu, cerita hidup saya tidak menarik, juga tidak menginspirasi.
Satu-satunya mimpi yang jadi kenyataan adalah ketemu Abah Dahlan. Saya mengidolakan beliau sejak lama, sebagai role model ' anak kampung, tidak punya privillage, tapi kemudian bisa KAYA'.
Sayangnya, abah tidak mau dipuji-puji. Beliau lebih senang dikritik. Akhirnya saya simpan saja ceritanya: tentang bagaimana tulisan abah yang mampu menginspirasi & membangkitkan semangat anak kampung pelosok seperti saya.
Untuk maju. Untuk tak kenal lelah. Untuk selalu berbagi dengan sesama. Dan tentu untuk menjadi KAYA.
Untuk camp, sangat luar biasa, perusuh yang dianalogikan sebagai TUKANG RUSUH, nyatanya adalah orang-orang hebat. Saya ragu kalo mba pipit betul-betul mengundi.
Terlalu sempurna jika sekedar hasil kocokan. Sebetulnya, saya merasa tertipu oleh tulisan Abah, penggambaran kang Sahidin sebagai orang tua, tak sesuai kenyataannya.
Sumber: