Noktah Hitam MBG
Nita Nopiana--doc
BACA JUGA:Kemiskinan Tinggi, Bisakah Sekolah Rakyat Jadi Solusi ?
Kasus tersebut menambah daftar panjang kasus keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis di Sumsel.
Sejak dimulai Februari 2025 lalu, kasus keracunan makanan sudah terjadi di lima wilayah.
Kejadian keracunan pertama kali terjadi di Kabupaten Empat Lawang, 18 Februari 2024.
Sebanyak delapan murid SDN 7 Tebing Tinggi mengalami sakit perut setelah menyantap menu MBG.
Akibatnya, program MBG di wilayah tersebut sempat dihentikan sementara. (rmolsumsel.id/Kamis, 25 September 2025).
Fakta tersebut membuktikan bahwa Indonesia saat ini tidak siap membuat program yang benar-benar untuk mewujudkan kesehatan anak Indonesia.
Berharap program MBG ini bisa mengurangi angka stunting pada anak-anak di negeri ini.
Namun sayang yang terjadi justru membuat bahaya bagi anak-anak yang mengonsumsinya.
Hal ini disebabkan karena ketiadaan kontrol yang ketat dari pemerintah untuk menjamin keamanan makanan tersebut sehingga keracunan pun sering kali terjadi.
Maraknya kasus keracunan akibat program MBG ini, sebenarnya pemerintah telah membuat solusi dengan mengusulkan asuransi MBG.
Ini justru menunjukkan adanya komersialisasi risiko, yang seharusnya pemerintah membuat solusi yang preventif untuk mencegah terjadinya kasus yang sama.
Solusi tersebut bukan menyelesaikan masalah keracunan tapi justru terlihat pemerintah lepas tangan dalam hal ini.
Sesungguhnya, program MBG yang problematik ini adalah program salah fokus.
Karena ada hal lebih besar yang harus disegerakan solusinya, yaitu membuka lapangan pekerjaan yang banyak dengan gaji layak, sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan dalam keluarga.
Sumber: