80 Tahun Kemerdekaan, Indonesia Masih Terjajah?
Cici Rafika, S.Pd--doc
Selama umat Islam masih diarahkan untuk menerima pemikiran sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, selama itu pula kita sesungguhnya masih dijajah secara intelektual dan spiritual.
Akar dari semua problem ini tidak lain adalah penerapan sistem sekuler kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan menyerahkan pengelolaan sumber daya alam serta kebijakan negara pada logika pasar bebas.
Sistem ini tidak pernah berpihak pada kesejahteraan rakyat, melainkan pada kepentingan korporasi dan kapitalis global.
Tak heran jika kekayaan negeri ini mengalir ke kantong segelintir orang, baik di dalam maupun di luar negeri, sementara rakyat dibiarkan berjuang sendirian melawan mahalnya biaya hidup.
Sudah saatnya kita jujur bertanya pada diri sendiri, setelah delapan dekade merdeka, apakah kita benar-benar bebas?
Atau justru masih menjadi budak-budak ekonomi yang bergantung pada pinjaman luar negeri, budak politik yang tunduk pada tekanan asing, dan budak pemikiran yang menerima ide-ide barat tanpa kritik?
Kemerdekaan sejati hanya akan terwujud jika kita berani melepaskan diri dari sistem rusak warisan penjajah dan kembali kepada sistem hidup yang berpihak pada rakyat serta diridai Allah, yakni sistem Islam kafah.
Dalam sistem inilah kesejahteraan menjadi prioritas, keadilan ditegakkan, dan penjajahan dalam bentuk apapun dilawan hingga tuntas.
Maka, di momen 80 tahun kemerdekaan ini, jangan hanya merayakan simbolnya.
Mari berjuang untuk meraih kemerdekaan yang hakiki, kemerdekaan yang membebaskan kita dari ketergantungan, kemiskinan, dan penyesatan pemikiran.
Itulah kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan sejati, dan itulah kemerdekaan yang akan membawa bangsa ini menuju kejayaan yang sesungguhnya.
Sumber: