HARIANBANYUASIN.COM - Mengutip, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, proyek hilirisasi batu bara yang dikonversi menjadi dimethyl ether (DME) bertujuan, mengurangi ketergantungan impor liquefied petroleum gas (LPG) (cnbcindonesia.com.19/9/2025).
Karena itu, proyek hilirisasi tersebut menjadi salah satu proyek yang diutamakan.
Hanya saja yang perlu menjadi catatan, dari dekade ke dekade kebijakan proyek pembangunan masih sarat ambisi kapitalis, pun dalam proyek hilirisasi tambang batu bara, tetap menyisakan ironi dan ambigu.
BACA JUGA:Migitasi Angka Kriminalitas
BACA JUGA:Noktah Hitam MBG
Lantas, hilirisasi batu bara untuk siapa?
Hilirisasi Batu Bara
_____
Merujuk pada pengertiannya, hilirisasi batu bara merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas batu bara melalui proses pengolahan dan pemurnian menjadi produk bernilai tinggi, bukan sekedar menjualnya sebagai bahan mentah.
Tujuannya adalah mengubah batu bara menjadi produk seperti Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti LPG, metanol, amonia, atau artificial graphite (bahan baku baterai listrik), sehingga mengurangi ketergantungan impor LPG, memperkuat ketahanan energi, dan meningkatkan nilai ekonomi nasional.
BACA JUGA:Rawan Kecelakaan, Keselamatan Jalan Lintas Palembang-Betung Perlu Pembenahan
BACA JUGA:Surat Cinta : Kepada Yang Terhormat Bapak Bupati Banyuasin
Tepatnya pada Desember 2020 lalu Proyek DME pertama kali disepakati.
PTBA Tanjung Enim Tbk. Sumatera Selatan, sebagai supplier atau pemasok batu bara dan Pertamina sebagai Offtaker.
Sedangkan, sebagai pihak yang menyediakan teknologi dan pendanaan adalah perusahaan gas asal Amerika Serikat Air Products and Chemicals, Inc.