HARIANBANYUASIN.COM - Moderasi beragam terus digencarkan di berbagai sekolah bahkan hingga ke Perguruan Tinggi , hal ini dilakukan dengan dalih sebagai bentuk pencegahan konflik antar agama.
Untuk itu Kementrian Agama (Kemenag) mengusulkan mendirikan Rumah Moderasi Beragama (RMB) di sejumlah kampus terutama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) seperti di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan juga Universitas Brawijaya (UB)
Kemenag menyampaikan dengan adanya RMB ini akan memberikan manfaat besar dalam menciptakan kerukunan beragama di tengah masyarakat.
BACA JUGA:Ironi Tambal Sulam Atasi Kesejahteraan
BACA JUGA:Tren Childfree, Haruskah?
Selain itu juga potensi yang membahayakan terkait isu agama dapat dicegah lebih dini dengan RMB.
Meski usulan RMB ini banyak mendapatkan dukungan namun bukan berarti konsep moderasi beragama ini terlepas dari kritik, terutama dari ummat Islam sendiri.
Walaupun moderasi beragama terus digaungkan oleh pemerintah, namun moderasi beragama tidak boleh lepas dari kritik, terutama dari umat Islam.
BACA JUGA:Penerapan Sistem Sekuler, Lahirkan Generasi Sadis dan Keji
BACA JUGA:Perlu Upaya Serius Menyelamatkan Pemuda dari Kerusakan
Mengingat moderasi beragama sejatinya merupakan upaya untuk menjauhkan umat dari ajaran Islam yang lurus, yang mana sasaran ide moderasi beragama ini banyak ditujukan pada generasi muda dan cendekiawan muslim.
Moderasi beragam sejatinya merupakan proyek barat yang dikeluarkan melalui dokumen RAND Corporation.
Tujuan barat terus menggeruskan ide ini tak lain untuk menghilangkan pemahaman generasi muslim tentang Islam kaffah termasuk dalam urusan pemerintahan.
BACA JUGA:Menanti Junnah Menyelamatkan Gaza
BACA JUGA:Ironi Negeri dalam Bayang-Bayang Judi