Jika lendir disertai dengan darah atau perubahan pola BAB yang tiba-tiba, ini bisa menjadi pertanda adanya masalah yang lebih serius dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
6. Alergi atau Intoleransi Makanan
Beberapa orang yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu, seperti gluten atau laktosa, bisa mengalami gangguan pencernaan yang menyebabkan BAB berlendir.
Reaksi tubuh terhadap makanan yang tidak cocok bisa memicu peradangan atau iritasi pada saluran pencernaan, sehingga menghasilkan lendir.
Meskipun lendir dalam tinja bisa terjadi sesekali, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai.
Jika kamu mengalami gejala-gejala berikut, segeralah berkonsultasi dengan dokter:
- Lendir disertai dengan darah atau nanah.
- BAB berlendir yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
- Nyeri perut yang terus-menerus atau semakin parah.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Diare atau sembelit yang berkelanjutan.
- Demam tinggi yang tidak kunjung reda.
Gejala-gejala ini bisa menunjukkan adanya infeksi serius, gangguan pencernaan kronis, atau masalah pada sistem pencernaan yang memerlukan diagnosis dan penanganan medis lebih lanjut.
Jika kamu mengalami BAB berlendir dan belum menemukan penyebab yang jelas, beberapa langkah pencegahan bisa membantu mengurangi gejala dan menjaga kesehatan pencernaan:
a. Perhatikan Pola Makan
Pola makan sehat yang kaya serat, rendah lemak jenuh, dan cukup mengandung probiotik bisa membantu memperbaiki pencernaan dan mencegah peradangan.
Menghindari makanan yang dapat memicu intoleransi atau alergi juga sangat penting.
b. Minum Banyak Air
Dehidrasi dapat memperburuk masalah pencernaan, jadi pastikan untuk minum cukup air setiap hari.
Air membantu melancarkan proses pencernaan dan mengurangi risiko sembelit yang bisa memperburuk kondisi usus.
c. Kelola Stres
Stres berlebihan bisa memengaruhi kesehatan pencernaan, termasuk meningkatkan gejala IBS.