Setiap corak batik memiliki makna simbolis yang dalam, menggambarkan kekuasaan, kebijaksanaan, dan kesucian.
BACA JUGA:4 Bencana Alam Dahsyat yang Pernah Menimpa di Indonesia, Tragedi yang Mengubah Sejarah
BACA JUGA:Mengenal 5 Hewan Mitologi Indonesia yang Sarat Makna Budaya
Hingga kini, beberapa pola batik klasik seperti "Parang" dan "Kawung" hanya boleh dikenakan oleh raja dan keluarganya.
Selain itu, batik sering digunakan dalam upacara keagamaan, pernikahan, dan acara adat lainnya di kalangan bangsawan.
Perkembangan Batik di Indonesia
Seiring dengan perkembangan zaman, batik tidak lagi terbatas pada kalangan bangsawan saja.
Pada abad ke-19, batik mulai berkembang di kalangan rakyat biasa.
Munculnya pewarna sintetis pada abad ke-20 juga mempercepat produksi batik, memungkinkan kain ini lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.
Setiap daerah di Indonesia memiliki gaya batik yang unik. Misalnya, batik Solo dan Yogyakarta terkenal dengan corak klasik yang rumit, sementara batik Pekalongan lebih dikenal dengan motif bunga yang cerah.
Di Madura, batik cenderung memiliki warna-warna berani dengan corak yang lebih dinamis.
Selain Jawa, tradisi batik juga ditemukan di daerah lain seperti Bali, Kalimantan, dan Sumatra, yang masing-masing memiliki gaya dan filosofi tersendiri.
Keanekaragaman motif dan teknik inilah yang membuat batik Indonesia begitu kaya dan unik.
Klaim Malaysia atas Batik
Kontroversi mengenai klaim Malaysia terhadap batik muncul pada awal 2000-an, ketika negara tersebut mempromosikan batik sebagai bagian dari warisan budayanya.
Pemerintah Malaysia bahkan mengadakan kampanye untuk mempopulerkan batik di kalangan masyarakat mereka, dengan alasan bahwa batik merupakan bagian dari budaya Melayu yang juga ada di Semenanjung Malaysia.