"Walaupun hujan, api tetap sulit dipadamkan karena intensitasnya yang sudah besar. Namun, dalam waktu kurang dari satu jam, tim berhasil mengendalikan situasi," tambahnya.
Proses pemadaman akhirnya selesai pada pukul 15.10 WIB, dan tim pemadam kembali ke pos pada pukul 15.23 WIB setelah memastikan bahwa api sudah benar-benar padam dan tidak ada potensi kebakaran lanjutan.
Santri yang diduga menjadi penyebab kebakaran dikabarkan mengalami trauma akibat kejadian ini.
Saat kebakaran terjadi, santri tersebut terlihat ketakutan dan kini tengah mendapatkan perhatian dari pihak pengurus pesantren.
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian material diperkirakan mencapai sekitar Rp 200 juta, mencakup bangunan asrama dan beberapa barang milik santri yang tidak bisa diselamatkan.
Krismanto juga menyampaikan pesan kepada warga yang membutuhkan bantuan dari pemadam kebakaran agar segera menghubungi pihak Damkar Banyuasin di nomor telepon 07117690024.
"Kami siap membantu kapan saja jika ada laporan kebakaran atau keadaan darurat lainnya," tegasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan terhadap penggunaan benda-benda berbahaya seperti korek api, terutama di lingkungan pesantren dan asrama yang dihuni banyak santri.