PANGKALAN BALAI, HARIANBANYUASI.COM - Belum lama ini, kita dikejutkan dengan maraknya kasus pembunuhan.
Miris dan menyayat hati, kasus pembunuhan semakin menjadi, dan yang lebih memilukan karena, pelakunya masih anak-anak yang seharusnya menimba ilmu di sekolah, malah menjadi pelaku utama pembunuhan.
Dan lagi, keluarga yang seharusnya menjadi tempat ternyaman, justru menjadi sumber malapetaka.
BACA JUGA:Program Cuti Ayah, Mampukah Bangun Generasi Berkualitas
BACA JUGA:Mencintai Al-Qur'an Sebagai Sahabat
Misal, adanya kasus suami yang membunuh istrinya bahkan sampai di mutilasi, kasus istri yang membunuh suami, anak membunuh ibu, anak membunuh bapaknya, ibu dan bapak bunuh anak.
Batin rasanya begitu sesak melihat berita-berita tersebut. Miris, krisis moral semakin hari semakin memprihatinkan.
Ditambah kasus terbaru, seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP), tega melakukan pembunuhan terhadap seorang anak.
BACA JUGA:Indonesia Darurat Polusi Sampah, Islam Beri Solusi Nyata
BACA JUGA:Mitigasi Bencana Banjir dalam Sistem Islam
Bocah laki-laki berinisial MA (6 tahun) asal Sukabumi menjadi korban pembunuhan, tidak hanya dibunuh, anak yang baru mau duduk disekolah dasar ini juga menjadi korban kekerasan seksual sodomi. Nauzubilah.
Kasus tersebut diungkap Polres Sukabumi Kota usai melakukan serangkaian penyelidikan terhadap kematian korban, yang mayatnya ditemukan di jurang perkebunan dekat rumah neneknya di wilayah Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu. (SUKABUMIKU.id/ 2 Mei 2024)
Ini baru satu kasus, masih banyak yang lainya. Ibarat fenomena gunung es.
BACA JUGA:Remaja Gaul, Harus Pacarankah?
BACA JUGA:Love Scamming Mengintai, Bukti Negara Lalai Lindungi Rakyat