Oleh: Maysaroh Ummu Qutaibah
TAK terasa kita sudah memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan. Sepuluh malam yang dikabarkan Allah ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Yaitu malam lailatul qadar.
Namun, fenomena masyarakat kurang ghirah (semangat) dalam menyikapinya. Padahal, Rasulullah Saw. sudah mengabarkan aktivitas yang seharusnya kita lakukan untuk mengisinya. Yaitu, dengan memaksimalkan ibadah.
BACA JUGA:Ramadan dan Sosial Media
Fenomena Akhir Ramadan
Sudah jamak diketahui, potret masyarakat mengisi ujung bulan Ramadan ini yakni, fenomena masjid-masjid mulai sepi, shaf-shaf salat mulai berkurang.
Sebaliknya, pusat perbelanjaan mulai ramai, dari pasar tradisional hingga mall-mall. Masyarakat sibuk berburu baju lebaran, kue dan pernak-pernik kebutuhan hari raya Idul Fitri.
Seperti yang disampaikan Alphonzus Widjaja Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan puncak kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan akan terjadi pada satu hingga dua minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri. (antaranews.com Rabu,5 April 2023).
BACA JUGA:Ramadhan Bulan Diturunkannya Al Qur'an
Inilah yang masih menjadi tradisi sebagian kaum Muslim, euforianya sibuk mengunjungi pusat perbelanjaan, menyiapkan kue lebaran dan menghias rumah-rumah mereka.
Tidak salah menyambut Ramadan dan Idul Fitri dengan suka cita, hanya saja ada hal utama yang harus difokuskan. Yaitu, ibadah terbaik kita, berupa amalan utama yang dicontohkan Rasulullah Saw.