Namun Min berpendapat, bisa jadi suara pesta yang didengarnya dan sinar putih berkelebat tersebut kemungkinan sebagai petunjuk jalan.
Keduanya sepakat, lalu mengikuti suara aneh tersebut. Dalam kegelapan keduanya terus berjalan mengikuti suara tersebut.
Mereka tidak perduli rasa sakit walaupun kaki sudah terasa lecet, karena harus menembus hutan belantara.
Dari kejauhan terlihat sinar merona disebuah rumah tua tanpa penghuni. Lampunya berkedip-kedip. Keduanya semakin heran, tidak seperti di dalam hutan, karena ada rumah lengkap dengan listrik.
Min dan Pen langsung menuju rumah tersebut, karena kaki Min terpeleset. Lalu keduanya menoleh ke tempat jeratan kaki yang membuat Min terpeleset jatuh.
Keanehan kejadian, saat dilihat kembali ternyata rumah yang dipenuhi lampu hias dari kejauhan hilang ditelan bumi.
Lalu keduanya terus melanjutkan perjalanan, tidak beberapa lama kemudian sudah berada diujung desa.
Min dan Pen kaget sejumlah warga mencari mereka, karena keduanya sudah dipastikan tersesat di hutan rimba tempat pemancingan.