"Biasanya penutupan suatu kegiatan menjadi hal yang kurang penting. Tapi tidak untuk FORNAS VI di Sumsel ini. Pak gubernur Herman Deru mementingkan hal ini, sehingga penutupan FORNAS VI di Sumsel ini tak kalah semarak dari pembukaan," tuturnya.
Menurut Hayono, upaya Gubernur Sumsel H Herman Deru merupakan kontribusi yang tak ternilai dalam membangkitkan olahraga masyarakat.
"Saya yakin, 23 tahun mendatang di tahun 2045 saat Indonesia menjadi bugar dan produktif, kita akan ingat FORNAS VI di Sumsel. Karena Sumsel ini merupakan titik awal kebangkitan olahraga masyarakat," ujarnya.
Dia menyebut, saat pelaksanaan FORNAS VI, Sumsel memberikan tempat terhormat bagi KORMI dan INORGA yang berhimpun didalamnya.
"Sumsel ini memberikan tempat terhormat bagi kami. Disini, olahraha masyarakat tidak lagi dianggap sebagai olahraga kelas dua," terangnya.
Sebab itulah, Hayono tak sungkan memberikan apresiasi kepada Gubernur Herman Deru yang telah berupaya sehingga FORNAS VI ini sukses digelar.
"Kami tentu memberikan penghormatan keada Gubernur Sumsel. Kami juga memohon maaf jika kehadiran kami erdaoat sesuatu yang tak berkesan," imbuhnya.
Selain menjadi provinsi yang dijadikan standarisasi gelaran FORNAS di masa mendatang, gelaran FORNAS VI di Sumsel juga berhasil memecahkan rekor sebagai FORNAS dengan partisipasi terbanyak sepanjang penyelenggaraan di tanah air dari Museum Rekor Indonesia (MURI).