"Pemerintah tidak tinggal diam melihat fenomena ini sehingga kami bekerjasama dengan kementerian pusat berupaya membangkitkan UMKM dengan memberdayakan kearifan lokal dan membangkitkan pariwisata dimulai dengan membangun desa wisata, pelatihan, dan permodalan sektor usaha ekonomi kreatif. Serta tidak lupa menciptakan event event yang mendatangkan para pengunjung, sehingga masyarakat dapat diuntungkan dengan adanya event tersebut," jelasnya.
Sementara itu, wisata kesehatan atau wellness tourism ini menjadi salah satu fokus sektor pariwisata Indonesia selama new normal. Hal ini seiring tren wisata kesehatan yang semakin naik daun karena pandemi Covid 19.
"Meskipun wellness tourism ini baru namun PR kita adalah memulainya untuk mengenalkan wisata kesehatan di Sumsel. Hal ini bisa kita awali dengan pameran wisata kesehatan yang diselenggarakan ini," jelasnya.
Lebih jauh dikatakannya Sumsel memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat berpotensi dalam menciptakan keberagaman industri wellness tourism di Indonesa.
Meski istilah wisata kesehatan masih awam namun wisata kesehatan dijelaskannya berbeda dengan wisata medis. karena wisata kesehatan atau wellness tourism memilki berbagai alternatif dari sisi produk yang dicampur dengan budaya, kuliner dan daya tarik wisata.
Dalam tujuan perjalanan, wisata medis dikenal dengan melakukan perjalanan hanya untuk mendapatkan perawatan guna mengatasi penyakit atau kondisinya. Sedangkan wisata kesehatan adalah para pengunjung melakukan wisata melakukan perjalanan untuk memelihara, mengelola dan meningkatkan kesehatan dan kondisi tubuh secara menyeluruh.
"Dalam motivasi liburan pun pelaku wisata kesehatan melakukan perjalanan berdasarkan keinginan untuk hidup sehat dan mencegah penyakit serta melakukan perjalanan untuk mengurangi stres, mengelola kebiasaan gaya hidup yang buruk, serta mendapat pengalaman yang otentik," paparnya.
Di tempat yang sama Ketua ASPPI DPD Sumsel Mgs. Moh. Isnaini sekaligus ketua panitia pelaksana mengatakan bahwa health touris ini bukan barang baru karena cikal bakalnya sudah ada sejak tahun 2012 hasil kolaborasi dua kementerian yakni Kemenkes dan Kemenparekraf.